Asisten Rumah Tangga (ART) memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan rumah tangga. Kehadirannya membantu meringankan beban pekerjaan domestik, menjaga anak-anak, hingga merawat orang tua. Namun, hubungan antara majikan dan ART bisa menjadi rumit jika komunikasi tidak terjalin dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi majikan untuk memahami cara menjalin komunikasi yang sehat dengan ART agar tercipta hubungan kerja yang harmonis dan produktif.
Cara Menjalin Komunikasi yang Sehat dengan ART

1. Mulai dengan Rasa Hormat
Komunikasi yang sehat selalu berakar dari rasa saling menghormati. Meskipun berada dalam posisi atasan, Anda tetap perlu memperlakukan ART sebagai manusia yang setara, bukan sekadar pekerja. Hindari nada bicara yang merendahkan, dan gunakan kata-kata sopan saat memberi arahan. Ketika ART merasa dihargai, mereka akan bekerja dengan lebih ikhlas dan nyaman.
Tips praktis:
-
Gunakan sapaan nama, bukan sekadar panggilan umum seperti “mbak” atau “pembantu”.
-
Hindari membentak, apalagi di depan anak-anak.
-
Sediakan waktu untuk menyampaikan arahan dengan tenang, bukan tergesa-gesa.
2. Bangun Kejelasan Sejak Awal
Banyak konflik antara majikan dan ART terjadi karena ketidaksepahaman soal tugas dan tanggung jawab. Untuk mencegah ini, penting menetapkan peraturan dan ekspektasi sejak hari pertama. Jelaskan jadwal kerja, ruang lingkup tugas, dan nilai-nilai yang dijunjung dalam rumah tangga Anda.
Tips praktis:
-
Tulis daftar tugas harian dan mingguan secara jelas.
-
Lakukan briefing ringan setiap pagi atau awal minggu.
-
Diskusikan batasan pribadi dan area privasi.
3. Dengarkan Pendapat ART
Komunikasi dua arah sangat penting. Jangan hanya memberi perintah tanpa memberi ruang bagi ART untuk berbicara. ART mungkin memiliki masukan berharga terkait pengasuhan anak, pengaturan rumah, atau bahkan kebutuhan pribadi mereka.
Tips praktis:
-
Luangkan waktu setiap minggu untuk sesi evaluasi ringan.
-
Tanyakan pendapat mereka tentang cara kerja atau kondisi rumah.
-
Jika ART memiliki masalah pribadi, dengarkan dengan empati.
4. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Sederhana
ART datang dari latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang tidak terbiasa dengan istilah atau instruksi yang rumit. Maka, gunakan bahasa yang lugas dan mudah dimengerti agar tidak menimbulkan salah paham.
Contoh:
Alih-alih mengatakan “Tolong sterilkan botol susu dengan teknik uap panas,” Anda bisa mengatakan “Tolong panaskan air di panci, lalu letakkan botol susu di atasnya selama 10 menit.”
5. Beri Umpan Balik Secara Positif
ART juga butuh bimbingan dan evaluasi agar kinerjanya semakin baik. Namun, hindari memberikan kritik dengan cara yang menyakitkan. Gunakan pendekatan yang membangun dan seimbang antara pujian dan perbaikan.
Tips praktis:
-
Sampaikan kritik secara privat.
-
Gunakan kalimat seperti: “Saya suka caramu membersihkan, tapi mungkin akan lebih baik kalau bagian bawah meja juga disapu ya.”
-
Berikan pujian tulus saat tugas dilakukan dengan baik.
6. Sediakan Waktu untuk Sosialisasi
Sesekali, luangkan waktu untuk berbicara santai di luar urusan pekerjaan. Ini akan memperkuat ikatan emosional dan menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan.
Aktivitas ringan yang bisa dilakukan:
-
Ngobrol ringan saat istirahat sore.
-
Makan bersama di akhir pekan.
-
Rayakan ulang tahun atau hari istimewa ART.
7. Tangani Konflik dengan Kepala Dingin
Konflik dalam hubungan kerja adalah hal yang wajar. Yang terpenting adalah bagaimana cara Anda menyikapinya. Jika terjadi kesalahpahaman atau kesalahan kerja, hindari menyalahkan secara emosional.
Langkah bijak:
-
Ajak bicara empat mata.
-
Jelaskan masalah tanpa emosi.
-
Dengar penjelasannya sebelum mengambil keputusan.
8. Perhatikan Kesejahteraan ART
Komunikasi yang sehat juga berarti peduli terhadap kesejahteraan ART. Pastikan mereka mendapatkan istirahat cukup, makan layak, dan suasana kerja yang manusiawi.
Tindakan nyata:
-
Tanyakan apakah mereka cukup istirahat.
-
Pastikan tempat tidur ART layak dan nyaman.
-
Berikan hari libur sesuai kesepakatan.
9. Sediakan Buku Catatan atau Chat Grup
Jika komunikasi langsung sulit dilakukan setiap saat, manfaatkan media seperti buku catatan harian atau grup chat khusus di WhatsApp. Di situ Anda bisa meninggalkan pesan, arahan, atau pengingat tugas.
10. Bangun Kepercayaan Secara Konsisten
Hubungan yang sehat tak bisa dibangun dalam sehari. Dibutuhkan konsistensi dalam komunikasi, perlakuan, dan kepedulian. Jika ART merasa dipercaya, mereka akan lebih loyal dan bertanggung jawab.
Tanda-tanda ART merasa dipercaya:
-
Mereka proaktif mengambil inisiatif pekerjaan.
-
Tidak takut bertanya bila tidak paham.
-
Tidak merasa cemas setiap kali Anda pulang ke rumah.
Kesimpulan
Cara menjalin komunikasi yang sehat dengan ART adalah fondasi penting dalam membangun rumah tangga yang harmonis dan produktif. Komunikasi yang baik bukan hanya soal menyampaikan tugas, tapi juga menciptakan suasana kerja yang saling menghargai, terbuka, dan penuh empati. Dengan begitu, hubungan antara Anda dan ART tidak hanya sebatas profesional, tapi juga manusiawi dan saling mendukung.
Jika Anda ingin menciptakan rumah tangga yang damai dan efisien, mulailah dengan komunikasi yang sehat bersama ART Anda. Karena dari situlah kepercayaan dan kenyamanan tumbuh.